RSS

Category Archives: Investasi

Memaksimalkan Gadget untuk Financial Planning

Hampir 3 tahun yang lalu suami tercinta membelikan gadget sejuta umat alias Blackberry setelah saya merengek selama 4 minggu! Bukan pelit bukan medit, suami saya memang bukan tipe gadget freak. Handphone pertamanya adalah Nokia 8210 yang dipakainya dari tahun 2002 sampai 2009! Akhirnya tentu saja dia ganti setelah Nokia tersayangnya itu megap-megap keabisan nafas, kecapekan hehee..

Ketika akhirnya dia belikan BB, tantangannya pada saya adalah, “Coba, bisa ngapain aja dengan BB ini?”. Hmm.. buat saya itu tantangan ;). Awalnya saya gunakan BB itu bukan hanya untuk ngerumpi dengan teman ofkors, tapi juga untuk berkomunikasi dengan para supplier toko mungil saya. Tapiii… setelah saya mulai (sangat) tertarik dengan hal-hal yang berbau financial planning saya temukan bahwa BB saya bisa sangat mendukung ‘hobi’.

Saya ingin berbagi beberapa aplikasi yang buat saya mah sangaaat berguna dalam perencanaan keuangan, tracking expense dan info investasi. Bukan hanya untuk BB, tapi untuk gadget maupun smart phone apapun yang terkoneksi pada Internet. Siapa tau info ini bisa berguna memaksimalkan gadget maupun smart phone kita.. teuteup saya ingatkan, jauhkan gadget saat sedang berinteraksi mesra dengan orang-orang tersayang yaaaa ;).

Read the rest of this entry »

 
Leave a comment

Posted by on March 6, 2012 in Basic Knowledge, Investasi, Reksadana

 

Tags: , , , ,

Steak dan Reksa Dana

Suka steak? Saya suka sekali! Favorit saya adalah lamb chop dari Suis Butcher di bandung.. daging dombanya empuk dan sausnya lezat, ditambah salad ala suis, lengkaplah untuk dinner. Sayangnya di umur 30-an ini saya sudah mengurangi makan daging euy. Apalagi makan steak sering-sering tidak sehat juga untuk dompet:p.

Steak dan Reksa dana. Dua produk yang berbeda kan. Satunya makanan sejuta umat, satu lagi produk yang kadang masih asing walaupun sekarang mulai sering berkumandang di jagat Internet. Terutama sejak para financial planner beken seperti @aidilakbar, @mrshananto, @pritaghozie dan lain-lain mulai sering menulis tentang keseksiannya sebagai kendaraan investasi dalam financial planning.

Kalo buat saya, ada persamaan yang sangat dekat antara keduanya. Steak dan Reksa dana sama-sama diramu oleh ‘chef’. Sama-sama punya komposisi bahan dan bumbu yang spesiaaall. Dan, setiap restoran atau menu steak punya rasa khas yang berbeda dengan di tempat lainnya. Bahkan menu yang sama bisa tampil sangat berbeda tergantung resto/chefnya.

Kenapa saya bahas steak bersama-sama dengan Reksa dana? Sekali lagi, karena menurut saya keduanya mirip. Maafkeun, memang begitu jika si doyan makan membahas tentang produk financial hehee..

Read the rest of this entry »

 
Leave a comment

Posted by on February 7, 2012 in Basic Knowledge, Investasi, Reksadana

 

Tags: , , ,

Diversifikasi dan Kendala dalam Berinvestasi

Hello Moms!
Masih ingat kan tentang pepatah jangan letakan semua telur di keranjang yang sama? 🙂 Idealnya diversifikasi tidak hanya dilakukan pada instrumen yang sama saja, misalnya menyebarkan deposito pada beberapa bank, tetapi justru pada instrumen investasi yang berbeda, misalnya deposito, saham, obligasi, properti, emas dan reksadana.
Juga bisa lebih bagus lagi apabila kita lakukan diversifikasi waktu, yakni investasi tidak kita lakukan sekaligus pada waktu sama, tetapi dicicil sebagian-sebagian.
Berkaitan dengan diversifikasi pengelolaan investasi sering kali disebut sebagai manajemen portofolio karena penempatan investasi akan berupa portofolio alias kumpulan dari berbagai instrumen investasi. Penyebaran investasi ini dapat membantu mengoptimalkan hasil investasi dengan mengkombinasikan berbagai instrumen sehingga memberikan potensi return yang lebih tinggi dari deposito namun dengan tingkat resiko yang relatif tidak tinggi.
Ada berbagai kendala apabila kita ingin membuat portofolio investasi kita, diantaranya pengetahuan yang terbatas, dana yang terbatas, informasi terbatas, waktu yang cukup untuk mengikuti pergerakan pasar, serta malas direpotkan oleh berbagai urusan administrasi.
Idealnya kalau kita memiliki semua hal diatas kita bisa investasi langsung ke bursa, yakni dengan menghubungi perantara pedagang efek untuk membeli saham atau obligasi atau SBI.
Namun apabila kita tidak memiliki modal yang sedemikian besar dan juga tidak memiliki waktu dan akses untuk selalu up to date ke informasi pasar terkini apa dong solusinya?
Jawabannya adalah REKSA DANA!
Reksadana itu sendiri adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam.
Reksadana ini dirasakan perlu ada dikarenakan alasan diatas tadi moms, karena umumnya investor merasa kesulitan waktu, tenaga, dana dan informasi untuk melakukan berbagai analisa dan memonitor kondisi pasar secara terus menerus dalam rangka melakukan investasi sendiri pada bursa secara langsung.

Wah wah wah, makin seru ya belajar investasi kita ini, tunggu postingan kita selanjutnya tentang reksa dana ya moms 🙂

 
Leave a comment

Posted by on February 6, 2012 in Basic Knowledge, Investasi, Reksadana

 

Apa itu Tabungan, Deposito, Obligasi dan Saham?

Hello Moms!
Sebagai manajer keuangan keluarga, pastinya udah pada familiar dengan produk keuangan seperti tabungan dan deposito. Dua produk ini memang masih difavoritkan kebanyakan dari kita, karena ciri khas kedua produk ini adalah likuiditas dan kemudahan pengambilan sewaktu-waktu. Bank memberikan bunga yang besarnya tergantung pada jenis simpanan, dengan prinsip semakin besar dan lama orang menyimpan dana di bank umumnya semakin besar pula bunganya. Namun besarnya bunga terbatas, biasanya mengacu pada suku bunga deposito penjaminan.
Nah, bicara tentang suku bunga deposito, ada juga sih bank-bank yang memberikan bunga diatas suku bunga penjaminan untuk menarik nasabah, jangan terburu-buru memutuskan untuk memilih deposito dengan bunga diatas bunga penjaminan ketimbang produk lain yang lebih beresiko a.k.a reksadana ya mom kan jadinya sama-sama beresiko dong kalau suku bunganya diatas suku bunga penjaminan 🙂
Perbedaan deposito dengan tabungan terutama ada pada jangka waktu serta bunga yang ditawarkan di deposito relatif lebih tinggi dari bunga tabungan, namun bila deposito diambil sebelum jangka waktunya maka dapat dikenakan penalti.
Selain dua produk keuangan tersebut ada juga produk yang bernama obligasi dan saham.
Obligasi adalah surat hutang jangka panjang, yaitu dengan jatuh tempo lebih dari 3 tahun. Obligasi dapat diterbitkan oelh perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah ataupun lembaga lainnya. Imbalan dari obligasi adalah modal pokok investasi plus kupon bunga.
Investor tertarik pada instrumen ini karena biasanya suku bunganya lebih besar daripada suku bunga deposito bank.
Pecahan nominal obligasi umumnya sebesar 1 miliar, khusus Obligasi Ritel Negara (Pecahan sebesar Rp 1 juta, namun minimal transaksi adalah Rp 5 juta).
Umumnya besaran kupon obligasi ditentukan bunga saat obligasi diterbitkan (kupon obligasi umumnya lebih tinggi daripada suku bunga deposito) serta rating obligasi (semakin kecil rating obligasi maka imbal hasil yang diminta investor semakin besar).
Frekuensi pembagian kupon bermacam-macam, untuk SUN (Surat Utang Negara) ORI 1 bulan sekali, seri FR 6 bulan sekali, seri VR 3 bulan sekali sedangkan seri ZC tidak ada kupon. Untuk Korporasi pembagian kupon dilakukan 3 bulan sekali.
Bedanya obligasi dan saham, Obligasi itu hutang/kewajiban, sedangkan saham itu ekuitas alias bukti kepemilikan atas emiten, membeli saham berarti memiliki sebagian dari perusahaan, artinya kita berbagi resiko dengan emiten.
Bila menjual saham saat harga naik, kita akan menikmati keuntungan berupa selisih dari harga jual dan harga beli, yang disebut capital gain. Tetapi bila kinerja emiten buruk, selain tidak menghasilkan dividen harga saham juga bisa jatuh, bila saat itu kita terpaksa menjual maka kita akan mengalami kerugian (capital loss).
PEmegang saham juga diperlakukan paling akhir pada saat emiten dilikuidasi, artinya setelah semua kewajiban emiten terpenuhi termasuk kepada pemegang obligasi dan masih ada sisa kekayaan barulah asset yang ada dibagikan pada pemegang saham.
Selain itu pasar juga menyebabkan harga saham akan berfluktuasi secara tajam dari waktu ke waktu.
Kalau diurutkan dari resiko terendah diperoleh urutan Deposito, Obligasi dan kemudian Saham. Juga kalau diurutkan dari return terendah diperoleh urutan Deposito, Obligasi dan Saham.
Menarik kan moms? Dalam investasi dikenal konsep high risk-high return and low risk-low return, artinya semakin besar keuntungan yang diharapkan investor, semakin besar pula resiko yang harus ditanggung.
Disinilah pentingnya kita belajar strategi investasi yang bernama diversifikasi moms.
Ada pepatah terkenal di dunia investasi: Dont put all your eggs in one basket. Artinya untuk memperkecil tingkat resiko yang harus ditanggung kita perlu menyebarkan penempatan investasi kita sehingga memperkecil kemungkinan kita untuk kehilangan semua modal kita yang dikenal dengan istilah diversifikasi.  Seperti apa sih diversifikasi itu?  Tunggu posting-an moms do it selanjutnya ya moms! 🙂

 
Leave a comment

Posted by on February 5, 2012 in Basic Knowledge, Investasi

 

Mengapa Perlu Berinvestasi?

Hello Moms!
Sebagian besar dari kita pasti pernah merasakan kalau penghasilan suami kita dan atau penghasilan kita sendiri tidak pernah bisa untuk investasi, padahal kita pasti menyadari kalau kebutuhan dan harga-harga barang-barang pokok itu semakin naik, sementara beberapa dari kita tidak bisa mengikutinya dengan kenaikan kemampuan berpenghasilan.
Penghasilan itu sendiri sebenarnya bukan berapa banyak, tapi apakah cukup? Kenapa ya penghasilan kita tidak pernah cukup untuk bisa berinvestasi? Salah satu alasannya bisa jadi karena terlalu banyak pengeluaran, atau investasi tidak pernah menjadi prioritas dalam pengaturan keuangan kita, atau bisa juga kita tidak merasa investasi itu penting.
Memang seberapa penting sih investasi itu moms? Investasi itu dimaksudkan untuk mempertahankan harta yang dimiliki, menambah harta yang sudah ada dan yang paling penting adalah untuk menjamin kebutuhan di masa yang akan datang, ya untuk kita, pasangan dan anak-anak kita.
Itu sebabnya kita sebagai manajer keuangan keluarga, perlu banget untuk belajar tentang investasi. Karena dengan belajar investasi itu kita akan dapat merencanakan dengan matang bagaimana memenuhi kebutuhan di masa depan dengan menentukan prioritas kebutuhan, menetapkan perencanaan yang baik, serta implementasi secara disiplin dan dengan memonitor proses investasinya.
Dalam melakukan investasi ada paling tidak tiga tahapan yang harus kita lakukan, yakni menetapkan tujuan finansial, apakah untuk jangka panjang, pendek atau menengah; memilih produk yang tepat apakah yang likuiditasnya tinggi, sedang atau rendah serta apakah resikonya rendah, sedang atau tinggi; serta memonitor perkembangan investasi.
Jenis-jenis investasi secara umum adalah deposito, obligasi, saham, membuka bisnis, properti, logam mulia, pasar berjangka, kolektibel dan reksa dana.
Masing-masing jenis investasi ini menghasilkan tingkat imbal hasil yang berbeda-beda disertai tingkat resiko yang berbeda-beda pula. Prinsip dasarnya semakin tinggi hasil maka semakin tinggi pula resiko yang mengikutinya.
Adanya resiko jangan pernah membuat kita takut berinvestasi ya moms, itu sebabnya kita harus terus belajar agar bisa terus mengevaluasi perencanaan keuangan keluarga kita, merevisi goal, produk dan juga strategis, agar senantiasa investasi kita memberikan imbal hasil sesuai yang kita harapkan.
Siap belajar investasi kan moms? Terus simak blog moms do it yaaaaa, kita sharing dan belajar tentang financial planning bareng-bareng.

 
Leave a comment

Posted by on February 4, 2012 in Basic Knowledge, Investasi